Christian Budi Setiawan
STF Driyarkara
Sakramen Ekaristi
1.
Transubstansiasi: perubahan substansi. perubahan substansio roti dan
anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, dalam perayaan ekaristi.
buah karya Allah,tidak
tergantung kita.
Transsignifikansi: makna
Konteks: rumusan
alternative, berusaha menjelaskan kehadiran Allah.
Inti gagasan:
memahamai kehadiran Kristus dalam perubahan makna/dampak realsional.
hanya melihat
ekaristi secara simbolik.
Transfinalisasi:
menyatakan kehadiran Kristus secara empiris. sosial + spiritual.
Pandangan personalist, yang melihat efektifitas dan finalitas
ekaristi lebih berdampak karena adanya relasi interpersonal.
soal fungsi dan tujuan dari
perubahan roti dan anggur.
NB: ketiganya mengakui realist
presensia.
fokusnya bagaimana Allah
menghadirkan diri/ menyatakan diri dalam roti dan anggur.
2.
Kaitan dan makna;
Lex orandi: norma doa. Liturgi.
lex credendi: norma iman. tanggapan
terhadap tawaran keselamatan Allah.
lex agendi: norma tindakan
Iman akan Allah diwujudkan
dalam doa. mengambil bentuk/diwujudkan dalam doa. dan doa itu dirayakan dalam
liturgi.
di dalam liturgi ada suatu
kesaksian hidup iman, dan disitu juga Allah bertindak menyatakan
keselamatannya.
gereja yang berdoa= Iman
liturgi: kesaksian doa yang
benar.
*Perayaan sakramen, ada kaitan
erat dengan iman mereka yang merayakan. dengan keyakinan iman tersebut mereka
mewujudnyatakan nya dalam tindakan.
3.
Virtus, Unitas, Caritas(hal 9)
Tindakan kurban (virtue)
untuk kebaikan dan keselamatan akan membangun kesatuan (unitas) dan
daripadanya akan tumbuh tindakan Kasih.
Melalui ekaristi terlihat 3
aspek ini. Yesus sendiri menyatakan tindakan kurban untuk keselamatan semua
orang, selain itu ekaristi juga membentuk kesatuan dalam umat. Mereka bukan
sekadar berkumpul, namun memiliki semangat untuk berbagi. Kesatuan jemaat
berdasarkan tubuh dan darah Kristus sebagai dasarnya. Kor 10 dan 16.
Misterium Fidei (Paulus VI)
ketika kita menagalami kasih
di dalam ekaristi, kita harus melanjutkan tindakan kasih itu di dalam kehidupan
kita sehari-hari. bukan hanya sekadar ibadat penyembahan, tetapi juga pelayanan
dalam hidup sehari-hari.
4.
Konsili Trente melawan Protestantisme Luther
Luther menerima realis
presensia tetapi menolak Transbustansiasi
Transignifikansi, tubuh dan
darah – simbol.
realis presensia: YK hadir
dalam roti dan anggur.
sebagai mana yang dilambangkan
oleh percampuran anngur dan air ini semoga kami boleh mengambil bagian dalam
keallahan kristus, yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami
konsili trente menggunakan
penjelasan yang kurang lebih sama tentang perpaduan antara kodrat yang ilahi
dan yang insani (admirable comersium). sambil mengenangkan kata-kata saat
pemecahan semoga percampuran tubuh dan darah tuhan yesus kristus ini
memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya, ketika
dalam liturgi sampai pada anak domba allah, iman memecahkan sedikit roti dan
memasukkan roti kedalam anggur. hal ini mengungkapkan perpaduan antara tubuh
dan darah kristus secara sakramental sehihngga kita menerima komuni, kita juga
menerima tubuh dan darah kristus.
5.
konsili trente
konteks : Gereja mau
menghadapi kaum reformator
pandangan mereka: Kurban Kristus hanya terjadi sekali
untuk selama-lamanya
sehingga dalam ekaristi bukan tindakan kurban Yesus
Kristus yang menderita dan disalib.
apa pendapat Gereja Katolik?
tesis umum: Gereja tetap mengakui bahwa ekaristi adalah perayaan kurban.
Perayaan kurban yang dimaksud adalah:
a.
bukan sekadar kenangan—tetapi karena dalam perayaan ekaristi yang terjadi
adalah “menghadirkan”. sebab kenangan hanya berkaitan dengan masa lalu,
sementara tindakan penyelamatan dalam
ekaristi berlangsung terus menerus berkat karya Roh Kudus di dalamnya. itu
makanya dalam ekaristi ada epiklese.
b.
yang dimaksud dengan kurban, bukanlah kurban fisik berupa penderitaan dan
salib melainkan aspek yang mau ditunjukkan adalah kurban keselamatan dalam doa
dan tobat ( sudah ada dalam ritus pembukaan (Ibrani 10:8-18)).
6.
apa maskud ungkapan “Gereja lahir dari ekaristi, Ekaristi dari Gereja”
gereja adalah tubuh Kristus,
karena Gereja menandakan dan menghadirkan Ekaristi sebagai sakramen tubuh
kristus.
pendapat Agustinus mengenai
hubungan Gereja dan Ekaristi:
a.
penyebab dan buah: Gereja adalah buah, sedangkan ekaristi sebagai
penyebabnya
b.
sarana dan tujuan: Ekaristi adalah sarana/ jalanàrelasi mendalam dengan Kristus
(tujuan)
c.
tanda maupun realitas:
Apa paling utama dalam
ekaristi? (Bad. Kis 2: 41-47) tindakan kurban Yesus Kristus untuk menyelamatkan
umat manusia. Ekaristi sebagai tindakan pemecahan roti yang ditetapkan oleh
Yesus Kristus merupakan undangan Keselamatan kepada umat beriman. Ekaristi
menjadi sarana untuk mempersatukan manusia dengan sesama dan dengan Allah.
dalam ekarisiti kesatuan
gereja dinyatakan dan kemudian dijaga sehingga ekarsti menumbuhkan pertumbuhan
hidup gereja. namun keduanya baik Gereja maupun Ekaristi lahir dan terjadi
karena Yesus Kristus sebab dialah yang memberi hidup bagi Gereja dan
menetapkan Ekaristi. Kesatuan dengan
Krsitus terutama dalam Ekaristi menampakkkan hakekat dari identitas keberadaan perutusan Gereja.
7.
mengapa perayaan ekaristi harus dipimpin oleh imam, apa kaitan imamat
denngan ekaristi?
Pertama, semua orang itu ambil
bagian dalam 3 tugas Yesus sebagai nabi, raja imam. namun hanya orang-orang
yang terpilih yang mendapat kuasa tahbisan imamat.
orang terpilih adalah orang
yang menerima sakramen imamat, kuasa imamat itu adalah kuasa untuk bertindak
atas nama Kristus yang mempersembahkan kurban, ( dasar biblis Ibrani tentang
imam melkisedek). sekaligus menjadi kuraban itu sendiri, seorang imam
mempersembahkan kurban menurut cara melkisedek yaitu ia mempersembahkan kurban
bukan hanya bagi umat tetapi juga bagi dirinya sendiri.
kaitan imam dengan ekaristi. Ekaristi adalah alasan
pengadaan sakramen imamat.
ekaristi merupakan tindakan
penyelamatan Allah kepada manusia. ekaraisti menuntut adanya imamat karena
tanpa imam ekaristi tidak bisa dirayakan.
8.
bagaimana kaitan antara synaksis—pax dan agape. (hlm 7)
synaksis itu koinonia
persekutuan persaudaraan, meskipun kita banyak, kita satu tubuh yang
dipersatukan dalam kristus, maka tanpa komunitas tidak ada ekaristi.
pax = damai
agape = kasih
kaitannya: koinonia itu ditandai dengan tindakan kasih dan damai.
kesatuan persaudaraan
didasarkan pada kasih. baik kepada Allah maupun sesama, oleh karena itu sangat
ditekankan keterlibatan aktif setiap anggota persekutuan dalam menghidupkan
kasih dan damai.
9.
jelaskan ketersambungan atau keterkaitan antara broken bread—broke people;
bread of life—bread for life?
broken bread itu seperti yesus
yang memecah-mecahkan roti kepada para murid, hal ini mau mengatakan bahwa roti
yang dipecah-pecahkan itu berasal dari satu tubuh dengan demikian broken bread
itu merupakan panggilan bagi broken people untuk bersatu dengan Yesusu sebab
keselamatan itu berasal dari Yesus untuk semua orang.
broken of life: roti hidup. yang dimasud di sini
adalah Yesus sendiri
10.
terangkan kaitan tiga tubuh : tubuh Yesus historis—tubuh
ekaristi—tubuh misitik kristus?
tubuh Yesus historis
menekankan ekaristi sebagai misteri inkarnasi, yakni puncaknya adalah realitas
sengsara dan wafat serta kebangkitannya. apa tujuan inkarnasi? Yohanes: agar
manusia hidup oleh dia, sebab dia datang sebagai perdamaian bagi umat manusia
karena kasihnya. tubuh historis merupakan petunjuk akan peristiwa penjelmaan ,
sehingga penjelmaan sebagai tanda dan wujud pemberian dirinya kepada dunia dan mendapatkan perwujudannya
pula dalam ekaristi.
tubuh Ekaristià lebih mengutamakan dan melihat segi tindakan kasih Yesus Kristus, lebih
lanjut tindakan kasih Yesus Kristus merupakan undangan bagi orang untuk
terlibat dalam ekaristi. dalam ekaristi semua orang disatukan dalam Kristus
sehingga ttidak ada perbedaan suku atau etnis (satu sama lain).
Tubuh mistik Kristusà Gereja. dalam pandangan Paulus, menjadi anggota Gereja berarti kita
menjadi manusia baru sehingga iman akan YK menjadi syarat utama untuk
memperoleh keselamatan dengan cara melaksanakan kehendaknya.
hubungan : Gereja lahir serta
tumbuh ketika berkumpul (tubuh mistik) merayakan kurban salib Kristus dan
kebangkitannya (sebagai tubuh historisàpenjelmaan) serta mewartakan
Tuhan (aspek tindakan kasih dari Tubuh Kristus) hingga kedatangan Tuhan.
Yeshua mengorbankan diriNya sebagai korban untuk menebus dosa- dosa manusia sekali untuk selama - lamanya dan jelas terjadi di hari raya Paskah Yahudi/Pesach yang jatuh pada tanggal 14 Nisan. Yeshua memerintahkan agar murid - muridNya untuk mengenangNya hanya dalam konteks perayaan Paskah menurut tata cara Yahudi yaitu Seder Pesach. Di dalam Seder Pesach itu disertakan pula berbagai unsur selain roti dan anggur yang selama ini digunakan oleh gereja. Pada waktu perjamuan itu, roti yang diangkat Yeshua adalah lambang bahwa tubuhNya akan menjadi seperti roti tak beragi atau Matzah yang berlubang - lubang itu. Sementara anggur yang diangkat adalah lambang darahNya yang tercurah. Ajaran tentang konsubstansi maupun transubstansiasi pada roti dan anggur tidaklah alkitabiah. Karena itu sama saja dengan mengajarkan kanibalisme.
BalasHapus