Rabu, 25 Juli 2012

arah berpikir filsafat


arah berpikir filsafat

Owen 278-279

Jika ia berpikir hingga tahun 1928, bahwa eksistensi dari Yunani dan kekeristenan, yang diambil dari kenyataaan sejarahnya, menunjukkkan sebuah strukrur universal dari eksistenis faksial.  Posisinya hingga tiga puluhan tahun adalah decade kekurangan dari primordialitas Yunani. Dengan Yunani, ia memaksudkan pada masa yunani awal  dan ia mengambil Plato dan Aristoteles untuk merepresentasi metafisika sebagai pelupaan akan yang ada. Permusuhan yang terjadi menyerbu pandangan Heidegger antara relasi pertanyaan filosofi dan kepercyaan kristiani, antara metodologi ateisme dan sebuah ateisme yang lebih agresif dapat dilihat sungguh dengan jelas dengan mengikuti kontradiksinya. Pada tahun 1922 ia menulis
sesuatu yang dapat dipertanyakan adalah tidak religius, tetapi lebih jauh dari itu itu mungkin sungguh akan membimbing kita kepada keputusan yang religius. Saya tidak dapat bertinkah laku secara religius dalam berfi;safat, bahkan jika saya seorang filsuf pasti seorang religius. “Tetapi inilah seni” berfilsafat dan dengan demikian sungguh religius seperti mengambil fakta secara keseluruhan, tugas sejarah dalam filsafat, dalam aksi dan sebuah dunia dalam aksi, tidak religius dan fantasi. Filsafat, dalam posisi radikal yang dapat dipertanyakan, harus berada dalam prinsip a-teistik.”
Caranya adalah memelihara sesuatu dalam prinsip radikal yang dapat dipertanyakan adalah kemampuan untuk memunculkan sebuah pertanyaan mendasar, ketika respon mengenai iman. Pertanyaan filosofi tidak dapat menjadi iman, tanpa berhenti untuk bertanya, tetapi orang yang percaya tetap memegang imannya membuka dan menjaga hal itu bebas dari ideology dogmatic hanya untuk menghidupkan pertanyaan mengenai kehidupan.  Tetapi dalam An Introduction to Metaphysics kita membaca:
Semua orang yang berasal dari Injil adalah wahyu ilahi dan kebenaran mempunyai jawaban dari pertanyaan.” Mengapa being lebih jauh daripada nothing” bahkan sebelum hal itu diminta….seseorang yang berpegang pada beberapa iman dapat dalam partisipasi dalam meminta pertanyaan kita tetapi dia tidak sungguh pertanyaan tanpa berhenti perrcaya dan mengambil semua konseksuensi bebrapa langkah. Dia hanya dapat beraksi”jika”.
Bagian akhir teks, Heidegger membantah sebuah usaha/kerja yang berjudul What is Man? Oleh teoloh Kristiani Theodore Haeker secara langsung memberikan kuliah di Freiburg marah diprotes oleh murid-murid Nazi.
jika manusia percaya akan proposisi dogma, itu adalah perhatiansecara individual, kita tidak berdiskusi disini. Tetapi bagaiman dapat kami dipuaskan untuk mengambil manusia secara serius yang menulis Who is Man di cover buka walaupun tidak dapat  diselidiki, karena ia tanpa keinginan dan tidakdapat menyelidiki?
Mengapa saya berbicara mengenai beberapa
Mengapa saya berbicara mengenai beberapa yang tidak relevan dengan penafsiran akan ucapan Parmaneides. Dalam dirinya sendiri tulisan yang tergesa-gesa adalah tidak penting dan tidak berguna. Apakah tidak penting kelumpuhan dari semua nafsu untuk bertanya that has long been with us.
Heidegger sekarang jelas memegang hal itu dimana disana kelihatan kontradiksi eksistensial  anatarapertanyaan filsafat yang real dan iman religius. Orang yang percaya tidak mempunyai keinginan untuk memasuki penyangkalan dari sesutau yang dapat dipertanyakan mengenai being.  Dalam pandangan bahwa ia memegang pada saat itu, yang juga membuat iman kristiani sebuah pertemuan kekuatan yang revolusioner dari sudut pandang pembaharuan National Sosialis. Bagian yang tampak dari pertanyaan orang yang percaya mengajukan/menawarkan akan selalu mempunya macam dari kualitas kecurangan “jika”. (maksudnya jika ada). Ketidakjujuran dari pekerja Kristen (penulis) dalam hal ini dapat diperkirakan dalam hal yang sama sebagai kebesaran pemikir besar Yunani seperti Parmaneides.
Ironis dan dalam kesaksian kekuatan pemikiran Heidegger sebagai oposisi dari kekecilan dan ketakwajaran manusia, Heidegger memaksa enormous berpengaruh dalam teology katolik hingga saat ini. Kumpulan dari keterangan didengar dalam kuliah hingga tiga puluh tahun, melibatkan, dalam penambahannnya pada Muller, Gustav Siewerth, Johanez Lotz, hingga Karl Rahner, dan semua Jesuit Jerman. Rahner membuka problema pertanyaan dalam tuntutan konsep Thomisme mengenai transendal pertama diberi tanda oleh Jaesuit Belgia Marechal. Dia memegang pertanyaan tersebut, sebagai pembuka yang mendsar dalam berpikir tentang being, merepresentasai oleh dinamisme atau momentumpikiran kepada Tuhan. Dia mempersalahkan fore-having being dengan mengerti as pra mengerti Tuhan seperti sebagai Tuhan adalah being yang dilihat dalam semua pikiran dan aksi. Dalam pekerjaan kedua Hearers of the Word, Rahner menyiapkan teman untuk berbicara dan mendengarkan, mengklaim dan diklaim, bahwa Heidegger telah memulai untuk menjelaskan pertama kali dalam tiga puluh tahun hubungan dalam pembacaan karya Yunani awal. Rahner menggunakan refleksi Heidegger dalam teologi, yang berargumentasi bahwa orang yang percaya adalah disposisi ontology kepada wahyu, bahwa ini adalah semacam struktur omntologi dalam Dasein dalm gambaran yang mana hal itu sungguh ada yang dialamatkan kepada being itu sendiri. Struktur ontology, disusun dalam tulisan filsafat Heidegger, artikulasi dalam posibilitas dari  being yang dikalim oleh Kata itu sendiri bahwa Ayah (Father) berbicara kepada manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar